Ogasite – Pada tahun pemilu seperti sekarang, kita sering kali mendengar istilah elektabilitas dan popularitas, baik itu elektabilitas seorang caleg maupun partai politik. Biasanya sebagai masyarakat awam sering kali mengalami kebingungan dengan perbedaan elektabilitas dan popularitas.
Elektabilitas dan popularitas adalah konsep yang berbeda, tetapi keduanya sering dikaitkan dengan popularitas seseorang atau figur publik. Berikut adalah perbedaan antara keduanya.
Perbedaan elektabilitas dan popularitas
Elektabilitas berasal dari bahasa inggris yaitu electability yang berarti keterpilihan. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) elektabilitas merupakan tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan. Elektabilitas bisanya digunakan barang, jasa, seseorang, badan, maupun partai.
Ini juga memperhitungakan faktor-faktor seperti rekam jejak, kebijakan, kepercayaan, dan dukungan dari pemilih ataupun kelompok pemilih tertentu.
Elektabilitas dalam politik sangat penting, terutama untuk kandidat atau partai politik yang ingin berparsitipasi dalam pemilihan umum.
Adapun popularitas keterkenalaan di mata publik. Seorang yang populer belum tentu layak untuk dipilih. Itu sebabnya, elektabilitas selalu berkaitan dengan popularitas. Seseorang yang hanya populer susah untuk dipilih karena belum tentu layak. Sebaliknya, meskipun seseorang memiliki elektabilitas, tapi karena ia tidak populer, dia tidak akan terpilih.
Popularitas merujuk pada seberapa dikenal atau disukai seseorang atau sesuatu di kalangan masyarakat secara umum, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) popularitas berarti perihal populer dan kepopuleran.
Faktor-faktor popularitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, persona pribadi, prestasi, citra publik, dan eksposur media.
popularitas juga tidak selalu berkaitan dengan politik. Seseorang atau sesuatu juga bisa populer dalam berbagai bidang seperti hiburang, olahraga, atau bidang lainnya.
hubungan elektabilitas dan popularitas
Karena popularitas dan elektabilitas dapat berkorelasi, seseorang mungkin sangat populer tetapi tidak memiliki banyak elektabilitas karena popularitas tidak mungkin berkontribusi secara langsung pada kemenangan pemilihan.
Dalam konteks politik, elektabilitas cenderung menjadi pertimbangan yang lebih kritis. Dalam konteks politik, sementara popularitas bisa mencakup banyak aspek kehidupan masyarakat.
Dalam politik, kandidat yang populer tidak selalu memiliki dukungan yang kuat dari pemilih atau visi dan kebijakan yang tidak sesuai dengan harapan pemilih. Sebaliknya elektabilitas yang tinggi seringkali memerlukan kombinasi dukungan publik, strategi kampanye yang efektif dan elemen lain.